LSD dapat mengatur ulang koneksi otak dan membantu menyembuhkan depresi

Penelitian menunjukkan bahwa obat-obatan seperti LSD dan psilocybin (hadir dalam jamur halusinogen) mengandung zat yang dapat membantu menyembuhkan beberapa penyakit. Para ilmuwan melaporkan dalam sebuah artikel baru-baru ini di jurnal Scientific Reports bahwa LSD mampu mendefinisikan kembali koneksi yang menyebabkan masalah kesehatan mental.

Beberapa contoh penyakit yang dapat diatasi atau disembuhkan adalah depresi, gangguan penggunaan narkoba, dan gangguan stres pascatrauma. Menurut penulis, kesempatan untuk "memulai kembali" otak dapat mengubah kehidupan orang yang hidup dengan penyakit mental kronis.

"Saya merasa bahwa, sebagai masyarakat Barat, kita cenderung memberi label dan meminggirkan penyakit mental daripada melihatnya sebagai reaksi yang cukup normal terhadap keadaan ekstrem dan abnormal, " kata Dr. Selen Atasoy, penulis makalah dan peneliti postdoctoral. di Pusat Otak dan Kognisi di Universitas Pompeu Fabra di Barcelona, ​​dalam sebuah wawancara dengan PsyPost.

1

Sisi baik dari narkoba

Penelitian terbaru di Conectoma - peta teoritis dari semua koneksi otak - menunjukkan bahwa penyakit mental dihasilkan dari pola konektivitas yang tidak biasa. Dengan demikian, potensi penyembuhan obat-obatan psikedelik berasal dari kemampuan mereka untuk mengubah ikatan ini.

Para penulis melakukan penelitian terhadap 12 peserta menggunakan LSD dan plasebo. Di bawah pengaruh LSD, otak individu menunjukkan harmoni gelombang fungsional di berbagai bidang dan secara non-acak.

2

Membaca kembali otak

Mereka menyebut ini "ekspansi repertoar, " menunjukkan bahwa area otak di bawah pengaruh LSD telah terhubung ke area lain yang umumnya tidak mereka gunakan.

Selain itu, cara koneksi ini terbentuk tidak acak tetapi terstruktur, menunjukkan bahwa otak mengalami proses reorganisasi alih-alih membangun koneksi tanpa pandang bulu.

3

Resep medis

Meskipun proses reorganisasi melambat ketika efek LSD menghilang, para peneliti menemukan bahwa beberapa tingkat reorganisasi bertahan dalam otak partisipan, sering diterjemahkan menjadi bantuan dari gejala penyakit mental yang menyusahkan.

Tentu saja, sebelum dokter mulai berpikir tentang meresepkan LSD untuk mengobati penyakit mental, para peneliti harus terlebih dahulu menentukan apa sebenarnya reorganisasi neurologis yang terjadi selama pengalaman psikedelik, berapa lama berlangsung, dan mungkin yang paling penting. bagaimana hal itu mengubah pengalaman subjektif seseorang lama setelah efek obat mereda.