Apakah Anda berani hidup di kawah gunung berapi aktif?

Setelah membaca pertanyaan di atas, Anda mungkin berpikir bahwa kebanyakan orang yang memiliki cinta untuk hidup mereka sendiri mungkin akan mengatakan "tidak, terima kasih!", Benar? Apakah Anda percaya bahwa di Jepang ada sebuah desa yang dibangun tepat di dalam salah satu tempat berbahaya ini?

Di "mulut" gunung berapi

Kota ini disebut Aogashima dan terdiri dari pulau yang indah, hanya lebih dari 350 kilometer dari Tokyo. Namun, meski merupakan tempat yang indah dan sangat damai, jangan biarkan penampilan membodohi Anda! Ini bukan pulau biasa, tetapi kawah dari salah satu dari 110 gunung berapi aktif yang diawasi ketat oleh otoritas Jepang.

Masa lalu yang eksplosif

Menurut catatan sejarah, sudah ada orang-orang di Aogashima sejak setidaknya abad ke-17, dan sekarang kota ini memiliki populasi sekitar 200 - sangat berani - diam-diam tinggal di sana. Kurangnya rasa takut yang nyata disebabkan oleh fakta bahwa letusan terakhir terjadi lebih dari 230 tahun yang lalu dan sejak itu keadaan relatif tenang di desa.

Desa ada di sana!

Aogashima adalah gunung berapi bawah laut yang puncaknya ada di permukaan dan memiliki sayap dengan ketinggian mulai dari 200 hingga 420 meter. Ahli geologi percaya pulau itu terbentuk dari sisa-sisa yang tumpang tindih dari setidaknya empat boiler yang terendam - yang akan menjadi kawah besar dan struktur yang runtuh setelah letusan kuno - dan punggungan sebenarnya terdiri dari tepi beberapa kawah.

Berisiko tapi cantik

Letusan terakhir tercatat pada tahun 1785, dan pada saat itu, meskipun 327 orang yang tinggal pada saat itu terpaksa mengungsi dari pulau itu, hanya setengah yang berhasil melarikan diri hidup-hidup. Menurut laporan, penduduk mulai merasakan gempa bumi sekitar 15 hari sebelum tragedi - sampai gunung berapi mulai melepaskan awan besar asap dan abu dan mengeluarkan batu, lumpur dan puing-puing lainnya.

Ketenangan sesaat

Saat ini, salah satu jejak aktivitas vulkanik Aogashima adalah kerucut yang disebut Maruyama - yang masih mengeluarkan uap, dan ada juga mata air panas bumi di seluruh pulau, serta beberapa sauna alami. Sebagian besar populasi kawah terdiri dari nelayan dan petani, dan akses ke lokasi biasanya dengan helikopter atau feri.

Ngomong-ngomong, Aogashima menyambut turis (juga berani) dan memiliki sebuah asrama, beberapa toko dan bahkan tempat penyulingan shochu, minuman tradisional yang mengingatkan pada vodka. Untungnya, sejak 2007, ketika Badan Meteorologi Jepang mulai mengeluarkan peringatan tentang aktivitas gunung berapi di Jepang, tidak ada yang dikirim ke pulau itu. Jadi untuk saat ini, pengunjung dapat menjelajah di sana dengan relatif aman. Apakah Anda akan mengambil risiko?