Ganja Pot Tinggi Dapat Merusak Koneksi Otak

Sebuah studi baru oleh para ilmuwan di King College London dan University of Rome "La Sapienza" menyimpulkan bahwa ada kebutuhan untuk mendidik publik, profesional kesehatan dan pembuat kebijakan tentang risiko yang terlibat dengan penggunaan ganja tinggi. dikenal sebagai sigung.

Menurut para ilmuwan, spesies ganja ini dapat merusak serat saraf yang bertanggung jawab untuk komunikasi antara dua belahan otak. Ini adalah penelitian pertama yang meneliti efek spesifik potensi pot pada struktur otak.

Dalam penelitian lain, yang diterbitkan pada Februari 2015 di Lancet Psychiatry, para peneliti menemukan bahwa risiko seseorang mengalami gangguan psikotik meningkat tiga kali lipat pada pengguna sigung dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menggunakan obat. Dalam siaran persnya, Robin Murray, profesor penelitian psikiatris di Kings College, menyatakan bahwa "karya ini menunjukkan bahwa kita dapat menghindari hampir seperempat kasus psikosis jika tidak ada yang merokok ganja yang berpotensi tinggi."

Jumlah THC di Marijuana Telah Dipecat

Ganja yang dikonsumsi pada 1980-an memiliki daya yang rendah dibandingkan hari ini. Sebelum tahun 1990, jumlah tetrahydrocannabinol (THC) - bahan psikoaktif ganja - adalah sekitar 8%. Saat ini, metode "pertanian sigung" telah menciptakan tanaman dengan tingkat THC sekitar 30%. Konten THC meningkat tiga kali lipat karena petani telah membiakkan beberapa jenis ganja selama bertahun-tahun untuk memenuhi permintaan pengguna.

Selain itu, para ilmuwan telah menemukan cannabidiol (CBD) yang sangat rendah, yang dapat menyebabkan ganja begitu kuat dan berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa CBD dapat bertindak sebagai penangkal THC dan menangkal efek samping psikotik. Dengan demikian, tampak bahwa penyerbukan silang pada galur ganja meningkatkan risiko psikologis dan medis, menurunkan CBD dan meningkatkan THC.

Masalah konektivitas otak

Untuk studi baru-baru ini, para peneliti menggunakan difusi tensor (DTI) untuk memeriksa materi putih di otak dari 56 pasien yang melaporkan episode pertama psikosis di samping 43 peserta yang sehat.

Tujuannya adalah untuk memeriksa corpus callosum (ikatan eksternal), yang merupakan struktur materi putih terbesar di otak, yang menghubungkan dua belahan otak. Materi putih ini terdiri dari kumpulan besar dan serabut saraf yang menghubungkan materi abu-abu dari daerah otak yang berbeda dan memungkinkan seluruh organ untuk berkomunikasi.

Corpus callosum juga sarat dengan reseptor cannabinoid; jadi THC menjalin hubungan dengan mereka, membuat orang merasa "tinggi". Para peneliti menemukan bahwa semakin besar potensi ganja dan semakin sering digunakan, semakin signifikan kerusakan struktur bahan putih pasien.

Di sisi lain, penelitian dari University of Illinois menemukan bahwa aktivitas fisik aerobik dan kebugaran kardiorespirasi meningkatkan integritas white matter dan konektivitas otak.

Haruskah Ganja Dirilis di Brasil? Komentari di Mega Curious Forum