Para ilmuwan pertama-tama mendeteksi kemunculan bintang-bintang di alam semesta

Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, para ilmuwan telah dapat mendeteksi momen ketika bintang-bintang pertama muncul di alam semesta. Menurut penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, pendaftaran dimungkinkan melalui sinyal radio yang sangat lemah.

Jika benar-benar dikonfirmasi, para peneliti mengatakan ini dapat membantu menjelaskan peristiwa yang memunculkan bintang pertama, lubang hitam, galaksi, dan bahkan benda ruang angkasa lainnya yang ada.

Dalam sebuah studi terkait, ilmuwan lain lebih lanjut menyatakan bahwa ukuran sinyal yang tak terduga menunjukkan bahwa itu dipengaruhi oleh materi gelap, sebuah petunjuk baru yang potensial untuk salah satu misteri terbesar di alam semesta.

1

Jutaan tahun yang lalu

Pekerjaan yang dilakukan oleh para peneliti menunjukkan bahwa bintang pertama terbentuk 180 juta tahun setelah Big Bang. Selain itu, penelitian ini akhirnya mendukung beberapa model teoritis awal tentang evolusi alam semesta, meskipun secara tidak langsung.

Menurut para ilmuwan, pada awalnya alam semesta pada dasarnya terdiri dari gas (terutama hidrogen) dan materi gelap. Seiring waktu, kantong hidrogen bertabrakan dan membentuk bintang-bintang pertama, kemudian menciptakan cahaya di kosmos untuk pertama kalinya.

Tidak ada yang tahu persis kapan cahaya kosmik ini muncul di alam semesta sampai sebuah tim astronom menangkap sinyal radio redup yang melakukan perjalanan tidak kurang dari 13, 6 miliar tahun untuk mencapai Bumi.

2

Lampu dan gas

Para ilmuwan dapat menghitung tanggal bintang-bintang muncul karena sinar ultraviolet mereka memancarkan gas hidrogen di sekitar mereka. Dengan demikian, dimungkinkan untuk mendeteksi spektrum gelombang radio di Bumi. Sinyal memberi petunjuk baru tentang masa kecil alam semesta, suatu periode yang masih dianggap misterius bagi para peneliti.

Hasil penelitian belum dapat dinyatakan dengan pasti karena teleskop tradisional tidak dapat mengamati apa pun yang begitu jauh dalam waktu. Dan sementara para ahli teori sebelumnya mengatakan bahwa gas hidrogen sinar ultraviolet mampu menghasilkan sinyal radio yang berbeda, tidak ada yang bisa mendeteksinya.