Para ilmuwan menemukan bahwa ketakutan dapat dihapus dari ingatan selama tidur

Kita telah melihat dalam artikel ini bahwa ada sejumlah ketakutan aneh yang membuat orang terpaksa hidup setiap hari. Baik itu fobia tinggi, jarum, serangga atau jenis ketakutan lainnya, tidak ada yang pantas cemas, merasa buruk atau bahkan pingsan karena takut akan apa pun.

Kabar baiknya adalah bahwa para peneliti telah menemukan cara untuk mencegah ketakutan ini dari mencapai begitu kuat dengan memanipulasi ingatan orang dalam tidur mereka, seperti yang ditunjukkan oleh portal New Scientist.

Studi ini menunjukkan bahwa mungkin ada solusi yang kurang stres daripada terapi tradisional, yang sering menempatkan orang di depan rasa takut mereka sehingga mereka dapat secara bertahap beradaptasi dan belajar bagaimana menghadapi situasi tersebut.

Sumber Gambar: Reproduksi / Shutterstock

Tidur dan memori

Kita tahu bahwa tidur sangat penting untuk pemrosesan memori. Setiap malam, kejadian hari itu diulang di otak kita saat tidur sebagai cara untuk mengonsolidasikan ingatan. Dalam hal ini, peneliti Katherina Hauner dan timnya di Universitas Northwestern di Chicago, AS, telah menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mencapai ingatan spesifik dan menghapusnya (atau menimpanya) selama proses ini.

Beberapa tes dilakukan dan menunjukkan hasil positif pada fobia "menurun". Untuk ini, para relawan penelitian dikondisikan untuk merasa takut ketika terkena bau tertentu dan beberapa gambar.

Selama tidur, aroma yang sama dilepaskan dan para sukarelawan menemukan gambar yang sama segera setelah mereka bangun. Dalam kedua kasus, reaksi ketakutan - yang dapat diukur melalui amandel serebelar dan perubahan kulit - menurun. Kelompok kontrol menjalani pengkondisian yang sama, tetapi alih-alih tidur, menonton film, dan terus menunjukkan rasa takut pada bau dan gambar pada tahap kedua tes.

Sumber Gambar: Reproduksi / Shutterstock

Dosis pembelajaran

Untuk mencoba memahami apa yang terjadi di otak orang, para ilmuwan membuat gambar otak sebelum dan sesudah tidur. Mereka mencatat bahwa aktivitas otak sangat berbeda dalam kedua kasus, yang mungkin mengindikasikan beberapa jenis pembelajaran selama tidur.

Meskipun menunjukkan hasil yang menarik, peneliti dan timnya percaya bahwa pekerjaan lebih lanjut diperlukan. Ketakutan yang disebabkan oleh sengatan listrik - yang merupakan metode yang digunakan selama pengujian - minimal dibandingkan dengan reaksi yang terkait dengan sebagian besar fobia atau peristiwa traumatis.