7 Fakta Penasaran Tentang Kebosanan

1. Kebosanan berbeda dengan sikap apatis

Meskipun beberapa orang menggunakan kedua kata tersebut untuk merujuk pada hal yang sama, kebosanan dan apatis sangat berbeda. Menurut James Danckert, seorang profesor ilmu saraf kognitif di University of Waterloo, Ontario, kebosanan sangat tidak memuaskan karena orang tersebut termotivasi tetapi tidak menemukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan itu.

2. Kebosanan Bisa Berhubungan dengan Cidera Otak

Menurut Danckert, selama studinya ia menemukan bahwa pasien yang melaporkan merasa lebih bosan lebih cenderung memiliki kerusakan pada korteks frontal, bagian yang memainkan peran penting dalam pengendalian diri.

3. Dimungkinkan untuk mati karena bosan

University College London di Inggris melakukan penelitian terhadap lebih dari 7.000 pegawai negeri sipil di negara itu antara tahun 1985 dan 1988. Pada saat itu, responden berusia antara 35 dan 55 tahun. Pada tahun 2009, mereka kembali meneliti orang-orang ini dan menemukan bahwa mereka yang mengaku sangat bosan 37% lebih mungkin meninggal daripada orang lain.

Para penulis menekankan bahwa kebosanan terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi karena depresi dan masalah kesehatan lainnya.

4. Hal yang sangat sulit dapat menyebabkan kebosanan.

Pernahkah Anda mendengar bahwa anak-anak yang sangat pintar yang tidak tertantang dapat merasa bosan? Penelitian telah menunjukkan bahwa kebalikannya juga terjadi: siswa yang sangat tertekan di sekolah mungkin akhirnya merasa bosan.

Dalam sebuah studi 2012, para peneliti menawarkan lebih dari 150 siswa teka-teki mudah dan sulit dan kemudian menganalisis tingkat kebosanan. Tugas yang mudah menyebabkan situasi kebosanan umum, sementara tugas yang sulit menyebabkan kebosanan yang berfokus pada tugas.

5. Kebosanan dapat mengganggu perawatan depresi

Danckert dan beberapa rekannya percaya bahwa kebosanan dapat mengganggu perawatan penderita depresi. Dalam studi tersebut, mereka menunjukkan bagaimana terapi aktivasi perilaku, yang mendorong pasien untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, tidak bekerja dengan baik pada pasien yang rentan terhadap kebosanan.

6. Tidak ada hubungan yang terbukti antara kebosanan dan teknologi

Banyak orang percaya bahwa akses mudah ke berbagai teknologi membuat orang bosan. Namun, menurut Danckert, tidak mungkin untuk membuat koneksi ini, karena ia tidak dapat kembali ke masa lalu dan menganalisis apakah yang tidak memiliki iPhone lebih atau kurang rentan terhadap kebosanan.

7. Tidak ada obat untuk kebosanan, tetapi Anda bisa melatih otak Anda

Bagi Danckert, tidak ada keajaiban yang membuatnya tidak terlalu bosan dengan tugas apa pun, tetapi ia percaya bahwa dalam melakukan aktivitas apa pun yang tampak membosankan, Anda harus melatih otak Anda untuk menggali lebih dalam makna tugas itu alih-alih hanya melihat permukaan.

* Diposting pada 27/09/2016